
Radioterapi
Apa Itu
Radioterapi?
Radioterapi adalah teknik
pengobatan yang menggunakan radiasi berenergi tinggi untuk membunuh sel kanker di dalam tubuh pasien. Radioterapi biasanya diberikan setiap hari (5 kali dalam 1 minggu) dengan total 20-35 kali tergantung jenis kanker dan tujuan pengobatannya.
Siapa Saja Yang Terlibat Dalam Pelayanan Radioterapi?
Ketika menjalani radioterapi, pasien akan ditangani oleh satu tim yang terdiri dari:
- Dokter Onkologi Radiasi: dokter yang mendalami ilmu pengobatan kanker dengan radiasi dan bertanggung jawab atas keseluruhan terapi radiasi yang dijalani pasien;
- Fisikawan Medik: tenaga kesehatan yang berperan menjamin peralatan radiasi bekerja sesuai standar dan juga merancang perencanaan terapi radiasi pada pasien;
- Radioterapis (RTT): petugas yang mengoperasikan peralatan radiasi dan membantu pemosisian pasien pada saat proses pengobatan berlangsung;
- Perawat: bertugas memberi informasi yang dibutuhkan pasien dan membantu penanganan efek samping radiasi.
Apakah Radioterapi Aman Dilakukan?
Keamanan pelaksanaan radioterapi baik dari sisi alat, tempat tindakan, hingga pasien adalah hal utama dan mendasar yang harus dijamin oleh rumah sakit. Untuk dapat beroperasional, alat dan tempat tindakan radioterapi harus memiliki izin dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN). Selain itu evaluasi kualitas alat dan keamanan tempat tindakan wajib dilakukan rutin sesuai peraturan perundang-undangan. Sementara dari sisi pasien, teknologi radioterapi saat ini telah mampu secara presisi dan akurat mengenai jaringan kanker dan secara bersamaan meminimalkan kerusakan akibat radiasi pada jaringan tubuh sehat di sekitarnya.
Bagaimana Proses Dilakukannya Radioterapi?
Sama seperti tindakan terapi lain, penegakan diagnosis penyakit oleh dokter onkologi radiasi diperlukan sebagai alasan pelaksanaan radioterapi. Setelah itu pasien akan mulai menjalani proses pengobatannya.
Pasien akan mengawali pengobatan radioterapi dengan pemeriksaan CT Scan untuk melihat dan menentukan letak kanker. Pemeriksaan CT Scan di radioterapi mirip dengan pemeriksaan CT Scan di radiologi. Perbedaannya terdapat pada penggunaan alat bantu khusus yang dibuat untuk pemosisian pasien. Biasanya ketika letak kanker sudah diketahui, dokter onkologi radiasi dan radioterapis akan menandai kulit pasien dengan tinta khusus untuk memastikan radiasi diarahkan di tempat yang sama setiap kali pasien menjalani pengobatan
Tahapan yang kedua yaitu pembuatan perencanaan radiasi oleh fisikawan medik. Fisikawan medik akan menentukan teknik radiasi yang paling optimal untuk mengobati pasien.
Saat pelaksanaan radiasi di hari pertama, pasien akan diposisikan di meja pengobatan oleh radioterapis. Kemudian alat difungsikan untuk menghantarkan radiasi ke tubuh pasien sedemikian rupa sesuai dengan perencanaan radiasi. Setiap 5 kali pengobatan, dokter akan memeriksa respon kanker dan kondisi pasien secara keseluruhan sehingga tindakan pengobatan dapat dilanjutkan.
Apakah Radioterapi Sakit Dan Bagaimana Efek Sampingnya?
Saat menjalani pengobatan, pasien tidak akan merasakan apapun dan hanya akan mendengar bunyi ketika alat radioterapi menyala. Ketika alat dimatikan, radiasi akan otomatis berhenti. Radiasi tidak akan tinggal di dalam tubuh sehingga keberadaan pasien yang menjalani radioterapi tidak akan berbahaya bagi orang lain dan lingkungan sekitar.
Namun, sama halnya dengan pengobatan penyakit lainnya, selain bermanfaat untuk kesembuhan pasien, radioterapi berpotensi menimbulkan efek samping. Tetapi, efek samping tersebut belum tentu terjadi pada setiap pasien yang menjalani radiasi, tingkat keparahannya juga berbeda-beda.
Efek samping radioterapi yang mungkin terjadi antara lain:
- Merasa lelah dan kurang energi;
- Masalah kulit;
- Gangguan sendi dan otot;
- Gangguan seksualitas;
- Kerontokan rambut;
- Kehilangan nafsu makan; dan
- Diare.