Medan – Fast food atau makanan cepat saji, merujuk pada jenis makanan yang dipersiapkan dan disajikan dengan cepat, biasanya di restoran atau gerai yang dirancang khusus untuk tujuan tersebut.
Makanan cepat saji juga disebut sebagai junk food oleh masyarakat, secara harfiah berarti “makanan sampah” atau “makanan yang tidak bergizi”. Istilah ini merujuk pada jenis makanan yang dianggap tidak memberikan manfaat nutrisi bagi tubuh. Mengonsumsi junk food tidak hanya dianggap tidak bermanfaat, tetapi juga dapat membahayakan kesehatan.
Namun, apakah kamu tahu pengaruh dari Fast Food bagi Kesehatan remaja? Berikut detikSumut jelaskan mengenai pengaruh Fast Food terhadap Kesehatan remaja. Dikutip dari situs Kemenkes, ada 6 pengaruh Fast Food terhadap Kesehatan remaja yaitu adalah sebagai berikut.
1. Obesitas atau Kegemukan
Remaja yang mengonsumsi makanan cepat saji secara berlebihan berisiko tinggi mengalami obesitas atau kelebihan berat badan. Remaja yang mengonsumsi makanan cepat saji dengan total kalori tinggi memiliki risiko obesitas 2,27 kali lebih besar dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi makanan cepat saji dengan kalori rendah. Kebiasaan makan yang tidak sehat, termasuk pola makan yang sering mengonsumsi makanan cepat saji, dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya obesitas pada anak dan remaja.
2. Meningkatkan Faktor Risiko Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
Makanan cepat saji, seperti kentang goreng, sering kali sangat lezat bagi banyak orang. Namun, tanpa disadari, makanan ini mengandung kadar garam yang tinggi,
yang dapat merangsang produksi air liur dan sekresi enzim, sehingga menambah keinginan untuk terus makan. Kandungan lemak jahat dan natrium yang tinggi dalam makanan ini dapat mengganggu keseimbangan sodium dan kalium dalam tubuh, yang pada akhirnya dapat menyebabkan hipertensi.
3. Meningkatkan Faktor Risiko Diabetes
Kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji secara rutin merupakan salah satu faktor utama yang berkontribusi pada meningkatnya masalah kesehatan, termasuk kasus diabetes. Studi di Singapura mengungkapkan bahwa individu yang sering mengonsumsi makanan cepat saji ala Barat memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan diabetes mellitus tipe 2.
4. Meningkatkan Faktor Risiko Kanker
Konsumsi makanan cepat saji dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker, termasuk kanker pada organ pencernaan. Penelitian di Eropa menunjukkan bahwa sering mengonsumsi makanan cepat saji dapat memperbesar risiko kanker kolorektal. Hal ini disebabkan oleh rendahnya kandungan serat dalam makanan cepat saji, yang biasanya tinggi gula dan lemak. Selain itu, studi lain juga menunjukkan bahwa pria yang sering mengonsumsi makanan yang digoreng lebih dari dua kali sebulan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker prostat.
5. Meningkatkan Faktor Risiko Penyakit Jantung
Penyakit jantung merupakan salah satu penyebab kematian yang sangat mengkhawatirkan. Ketersediaan makanan cepat saji yang melimpah sering dikaitkan dengan kematian dan penyakit jantung koroner akut, serta dengan tingkat kelebihan berat badan dan obesitas yang tinggi. Obesitas, yang merupakan salah satu penyebab utama penyakit jantung, dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan jantung. Individu yang memiliki berat badan berlebih atau mengalami obesitas cenderung menghadapi risiko penurunan fungsi jantung, termasuk adanya gangguan pada fungsi jantung itu sendiri.
6. Meningkatkan Faktor Risiko Stroke
Pola makan yang tidak sehat, seperti sering mengonsumsi makanan cepat saji, dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke pada usia muda. Hal ini disebabkan oleh tingginya kandungan kolesterol dalam makanan tersebut, yang dapat menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah. Jika penyumbatan ini terjadi pada pembuluh darah otak, dapat menyebabkan stroke. Di negara maju, angka kasus stroke meningkat seiring dengan meningkatnya kejadian obesitas dan konsumsi makanan cepat saji. Di Indonesia, peningkatan kasus stroke juga terkait dengan obesitas akibat konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kolesterol.
Banyaknya remaja yang mengonsumsi makanan cepat saji disebabkan karena beberapa faktor, diantaranya adalah pengetahuan, pengaruh teman sebaya, tempat nyaman untuk berkumpul, cepat dan praktis, uang saku, harga yang murah, dan brand dari makanan cepat saji. Demikianlah pengaruh Fast Food terhadap Kesehatan remaja semoga bermanfaat.
Artikel ini ditulis Indri Rovelia Lumbanbatu, mahasiswa magang dari UHN Medan di detikcom.
Sumber : https://www.detik.com/sumut/berita/d-7547108/6-pengaruh-fast-food-terhadap-kesehatan-remaja